yang menambah warna

on Kamis, Desember 18, 2014
karena pelangi tidak pernah terencana munculnya.
maka warna indah inipun tak pernah diduga datangnya.
terimakasih atas berbagai cerita yang dicipta
tanpa di reka dan tanpa disengaja




aku tak ingat, ketika lembut angin mulai menyapa,
halus sentuhnya melenakan, menggenggam angan yang hampir terabaikan
aku tak tau ketika desir pasir pantai membisikan kata bermakna
hingga menggoreskan garis - garis cerita penuh tawa

awalnya semua hanya sebagai formalitas saja
kemudian beralih menjadi lelucon,
sedikit demi sedikit mendatangkan gelak tawa,
melena kan dalam dunia penuh bahagia

awalnya hanya sebatas pemikiran yang berusaha disamakan
menggandeng satu dan yang lain untuk dipersatukan
dalam sebuah tujuan sama.

mulanya hanya bahasa kaku, kata bermakna namun tak berasa
mulanya hanya sapaan basi, pembicaraan resmi yang tak terafeksi
mulanya ....

seperti memasuki sebuah babak baru..
perumusan perencanaan dan perbincangan yang tak tau kemana arahnya
cukup di pikirkan kemudian di implementasikan
dan ta pernah tau seperti apa ujung jalan yang akan di temui.

entaah ..
meski terkesan begitu sembrono.
namun kerjasama ini begitu mengasyikan
tidak sekedar untuk hasil yang ingin diraih,
namun dari proses yang mengikatnya..
menggenggam jemari kami, 
menyatukannya dengan kata - kata sederhana

dan akhirnya.. aku hanya bersyukur.
menemukan pelangi diantara warna warna kelabu disisiku..
menemukan rasa baru dari membosankannya rasa yang telah teralami sebelumnya
dan menemukan dunia baru, dengan cara lain dalam mensyukurinya ^^
terimakasih......

ingin ku abaikan

on Sabtu, November 15, 2014

Aku ingin mengabaikan rindu yang terus datang memburu
Aku ingin mengabaikan hasrat yang terus saja menjerat
Aku ingin mengabaikan rasa yang terus melena, melemahkan raga

Apalah arti ketika jalan yang ditempuh tak sama panjangnya
Tak serupa jauhnya..
Aku berlari kencang, namun kau masih berjalan saja, berjalan dengan perlahan.
Aku tak tau sampai kapan bisa mengimbangimu..
Menunggu dengan tak pasti kapan sampainya kau ditempatku
Aku berlari lagi, berharap kau akan ikut berlari juga
Tapi tidak. Kau tetap sama.. berjalan perlahan dan perlahan..
Lantas bagaimana aku bisa menepis ragu yang datang bersama dengan kenyataan yang terjadi


 atas sebuah mimpi yang sama.. 
atas sebuah cita - cita yang serupa..
aku ingin kita bersama berlari..
mendekatkan jarak yang jauh..
mengenalkan hal yang asing ..
dan mengikis sedikit demi sedikit ketidakpastian yang ada..

namun apalah daya..
tak patut sekali ini dipinta apalagi dimohonkan ..
ketika belum ada niatan yang hendak disampaikan..
sedikit demi sedikit mundur.. untuk mempersilahkanmu maju
 semakin lama menunda .. akan semakin jauh jarak yang tercipta..

tak akan selamanya

on Rabu, Agustus 13, 2014
Malampun akan berganti siang
Gelappun akan berganti terang ..
Jika terlalu dalam meratapi sesuatu ..
Bisa jadi tak akan pernah terasa waktu yang menggulirkan keadaan jadi sebaliknya ..


Duduk termenung di meja makan,
Tatapan kosong tertuju pada hidangan makan siang yang terlihat begitu istimewa.
Hidangan ini yang mengawali penjelajahan ingatan di masa lalu .
Setahun lalu. Di momen yang sama .,
Ramadhan ..
Bulan mulia yang Tuhan kirimkan banyak berkah..
Jika tahun ini semua terasa lebih normal, meski bayang-bayang lukanya masih begitu jelas
Maka setahun lalu semua terasa begitu tak terduga .. tak terharap dan tak pernah terbayangkan sama sekali ..
Setahun lalu .. ketika masih berada d perjalanan menuju kampung halaman..
Air mata ini sudah d paksa keluar. Atas sebuah kabar yang begitu memilukan ..
Setahun yang lalu .. iya setahun yang lalu ..
Banyak sekali kejadian yang memilukan ..
Yang memaksa dii lebih keras berusaha menahan ait mata, rasa kecewa, bahkan kebencian yang menerpa ..
Tahun lalu terasa masalah begitu kompleks ..
Hingga hati yang jadi korbannya ..
Tahun yang lalu kami menjalani seperti itu ..


Lalu sekarang ..
Setelah setahun bergulir ..
Siapa kira semua akan menjadi seperti ini ..
Lebih normal ..
Lebih tenang ..
Lebih baik ..
Waktu menggulirkannya pada keadaan yang lebih baik ..
Dari hal yang begitu menyulut benci
Hingga sabar yang membingkai menjadi ketabahan diri ..

Ada sesal ketika di masa sulit terlalu banyak mengeluh
Terlalu banyak meratapi malah terlalu banyak tak menerim

Ya Allah maafkanlah ..
Ketika banyak sekali keluh yang terlontar atas ujianMu
Hingga ketika kau tampakkan cahaya setelah gelap malu rasanya telah banyak mengutuknya ..

Tak ada yg  abadi ..
Tak ada yg selamanya ..
Apalagi sebuah kejadian yang Allah kirimkan untuk menguji hambaNya ..
Allah semoga kami lebih bisa bersyukur atas apapun yangEngkau anugerahkan pada kamu ..
SkenarioMu tak akan salah dan selalu menjadi yg terbaik untuk hambaNya..

Puncak Paralayang dipagi itu.

on Minggu, Juni 22, 2014
Semester empat segera usai, tugas akhir semester semakin membludak, melihat deretan tugas yang sudah tercatat dengan rapi di buku catatan membuat kepala semakin penat. Ah sudah terlalu lama menyibukan diri di kegiatan kampus, menenggelamkan diri pada tugas dan beban akademik. Ahmmm beban? Mungkin sejenak semua ini menjadi beban, karena mereka datang bersamaan, tak berikan ruang untuk bernafas dengan lega lagi di akhir semester ini. Ya akhir semester yang lebih mengerikan dari semester – semester sebelumnya, dosen – dosen yang hebat serentak menitipkan tugas akhir sebagai Ujian Akhir Semester, jika satu atau dua mungkin tak apa, tapi ini semuanya serupa, tugas yang harus dikerjakan bersamaan, memaksa harus lebih aktif dan kerja keras, tidak sekedar duduk didepan laptop dan tumpukan buku untuk menyelesaikannya, tapi menuntut untuk terjun ke lapangan melakukan beberapa observasi di beberapa bidang, sampai ada yang menuntut untuk pergi ke luar kota untuk observasi, demi apa ini semua di lakukan? Tentu saja demi tugas akhir yang begitu romantis ini.
Sudahlah... mungkin tidak dengan keluhan dan umpatan untuk menyelesaikan semua ini. Sedikit demi sedikit harus aku sentuh dan selesaikan, tapi rasanya.. jika menyelesaikan tugas penting dengan suasana hati dan fikiran yang penat seperti ini, apa bisa menghasilkan tugas dengan maksimal? Sepertinya menyapa alam dan menikmati pemandangan dari ketinggian bisa sedikit membantu.
            Di minggu terakhir kuliah, aku bersama 2 sahabatku, Beti dan Hani memutuskan untuk pergi ke tempat tinggi yang kata orang disana kita bisa melihat pemandangan kota malang dan kota Batu yang indah, di pagi hari malah bisa melihat indahnya matahari terbit. Hari itu rabu, kami punya 2 tanggungan mata kuliah, tapi memberanikan diri untuk mengambil waktu sempit sebelum kuliah untuk pergi ke sana, yaa ke Paralayang. Kami benar – benar berniat untuk melihat matahari terbit disana pagi itu.
Pukul 04.20. setelah selesai shalat subuh, kami bertiga bergegas berangkat agar tak ketinggalan menyaksikan indahnya matahari pagi di sana. Dengan baju hangat lengkap kami berangkat menembus dinginnya pagi. Perjalanan yang kami tempuh sekitar 45 menit untuk sampai ke puncak paralayang, dengan lengangnya jalan pagi rute Malang-Batu membuat kami bisa sampai lebih cepat, meskipun harus beberapa kali nyasar dan bertanya kepada warga setempat karena lupa jalan ke sana, akhirnya kami sampai di puncak paralayang sekitar pukul 05.00, masih pagi dan langit masih agak gelap. Dingin di puncak tentu saja sedikit mengganggu, namun tidak mengurangi antusias kami menikmati pemandangan disana, sayang sepertinya kabut menutupi langit pagi itu.
Dingin, berkabut, aaahh matahari terbit tak terlihat pagi ini meskipun berada di tempat tinggi. Kecewa? Tentu saja, tapi kami disini untuk refreshing menyegarkan pikiran sebelum bergelut dengan tugas akhir, jadi apapun yang kami temui pagi ini di Paralayang, kami harus mensyukurinya. Waktu semakin siang, kecewa kami sudah ikut hilang, terutama karena jepretan kamera smartphone yang membuat kami lebih riang. Sembari menikmati secangkir susu jahe hangat, kami tak lepas pandang menikmati langit pagi di sana, seperti melihat miniatur bangunan yang ada di Batu. Udara dingin seakan berubah sejuk, matahari meskipun sudah agak tinggi akhirnya terlihat, sinarnya seakan menambahkan warna ceria di pagi itu. Desir angin yang mengenai helaian daun di pepohonan seakan memberikan rasa tenang pada pikiran.









Waktu sudah menunjukan pukul 06.00 kami harus bergegas, 08.30 mata kuliah pertama akan di mulai. Dengan mantap menarik gas, sepeda motor kami melaju dengan cepat, tidak selancar ketika berangkat memang, karena orang – orang sudah berebut ambil bagian di jalan untuk sampai ke tempat tujuan. Meski singkat, setidaknya refreshing kali ini bisa melepaskan sedikit penat.

artikel ini dibuat sebagai sumbangan tugas mata kuliah TIK untuk Lily :)

angin bawa pergi kembali yang terharapkan

on Selasa, April 08, 2014

entahlah mungkin angin yang membawamu terlalu kencang hingga sampai padaku belum pada waktunya, atau mungkin kamu hanya tersesat singgah di hatiku dimana kemudian kamu akan kembali mencari tempat yang semestinya kamu tuju???


'indah' itu kata yang tersemat dalam hati kala sesosok raga tetiba menghampiri
'mengagumkan' itu pujian yang terlontar kala pribadi anggun menghampiri
dan cinta.... entah ini harus didefinisikan sebagai apa.. aku sungguh tak tau..

kamu tau, ketika angin membawamu padaku aku tak banyak bertanya, bahkan awalnya aku tak mau tau. tapi setelah segalanya mengobrak abrik hatiku, meluluh lantakan perasaanku, serta mengacaukan alam fikiranku, aku ingin teriak, protes kepada angin, mengapa engkau dikirimkan kepadaku???

aku terus melawanmu, melawan semua yang menghujam hatiku
melawan semua yang menenggelamkan akal sehatku..
aku ingin mengusirmu, sungguh!

tapi angin, duhai angin, mengapa engkau semakin lama semakin kencang berhembus..
hingga doronngan ini semakin kuat, rasa ini tak bisa dibendung lagi.
ahhh aku benci!

dan angin..
kini aku telah berdamai dengamu,
dengan senang hati menerima apa yang kamu bawa..
baik tidaknya aku terima
tapi angin...
rasanya Tuhan memberikanku hati juga hati manusia,
bukan hati malaikat yang tenang dan kuat menghadapi semua..

aku sudah bertahan,,
bahkan terlalu sering bertahan
aku sudah bertoleransi,
bahkan mungkin over tolelir
aku sudah coba ikhlas.
tapi sebenarnya apa yang ingin aku terima dengan ikhlas saja aku tak kuasa.

duhai angin..
tolong bawa kembali yang terharapkan ini..
bawalah pergi menjauh dari raga yang masih kerdil ini
yang bisa saja lebih kerdil lagi jika disandingkan dengan hal yang teramat besar yang kamu bawa angin!

biar aku melanjutkan jalanku
melanjutkan perjuanganku yang harus terperosok lebih jauh kebelakang akibat apa yang engkau bawa kepadaku..
duhai angin,,
aku tidak akan memintamu bertanggungjawab atas semuanya
biar aku sendiri yang menebus kebodohan dan kecerobohan yang teramat fatal..
pergilah,,, bawa kembali apa yang telah kamu bawa padaku..
pergilaaaah, biar semua ini aku tanggungjawabkan sendiri.
maka pergilah angin..
bawa ia bersamamu..

Malaikat malaikat kecil yang serba ingin tahu

on Senin, Februari 10, 2014

Mbak Icha.... Aurat itu emang apa siih?? *tanya Aira ,balita usia 4,5 tahun
.


Sumpek...
ya Sumpek...
hal itu lah yang dirasakan Icha (bukan nama KTP) di siang yang amat cerah.
Langit bertasbih, matahari bertasbih, awan - awan bertasbih, Subhanallah.
Siang yang cerah, siang yang Indah, panas yang tidak begitu menyengat,
angin yang memang terasa sedikit kencang membawa damai bagi jiwa yang mensyukurinya.
tapi siang cerah itu, tidak secerah pikiran Icha, ia sedang sumpek, sang naga biru (motor setianya) kembali harus masuk bengkel untuk ke sekian kalinya. Huffftttt...... berkali - kali ia menarik nafas panjang.
Dengan mengendarai motor pinjaman dari orang yang berbaik hati meminjaminya, ia pulang kerumah. sesampainya di halaman rumah beberapa anak usia 2-5 tahun sudah berjejer di pintu kaca rumah yang memudahkan orang di dalam rumah melihat keluar.
seketika sumpeknya hilang.
dengan berubah ceria ia mantap berjalan membuka pintu rumah sembari meminta anak-anak tersebut menyingkir dari belakang pintu agar tidak terjepit.
"Assalamualaikuuuuuum...." dengan riang dan suara nyaring ia menyapa anak - anak yang harus dititipkan di DayCare milik kakaknya karena kesibukan sang ortu.
"Mbaak Icha... Mbak Icha.. Mbak Ichaaa.. Salim... Mbak Icha... Aku saliim.. Aku salim Mbak Icha..." teriak anak - anak menyambut kedatangan Icha yang langsung sibuk menyalami satu persatu balita - balita menggemaskan itu. yaaaa udah kayak Ibu presiden yanng sedang mengunjungi suatu daerah lalu warga setempat sudah berjejer menunggu giliran bersalaman dengan sang Ibu Presiden. hehehehee *bisa digambarkan begitulah.
'akhirnyaaa selesai' gumam icha dalam hati ketika ia selesai menyalami sekitar 12 malaikat - malaikat kecil itu.
sejurus kemudian ia sudah masuk ke kamarnya. ternyata ia salah, 6 balita ternyata mengikuti ia masuk ke kamarnya, 'oooh my..............' Icha tau apa yang akan terjadi dikamarnya dengan balita - ballita itu.
"Mbak icha ini apa?" Tanya Cia, anak yang paling sering menerobos masuk kamar Icha. "itu bedak cia" . "Aku mau pakai mbak icha .. aku mau pakai... " pinta Cia
"jangan sayang, itu bedak orang tua (duh jadi ngaku orang tua -_-"), kan Cia udah pake bedak itu" Jawab Icha hati-hati.
"Iya ci, gak boleh itu punyanya mbak icha" kata Reihana yang usianya lebih tua dari Cia".
Riuhlah kamar itu dengan pertanyaan balita - balita yang serba ingin tahu, menanyai satu persatu benda yang ada di kamar Icha, belum lagi membuka dan memeriksa isi tasnya yang baru saja ia letakan di atas meja.
"mbak Icha mintaa kueee..."
"wah mbak icha belum beli kue lagi, yang kemarin habis".
"yaaaaaaaaaah" serentak anak - anak itu menjawab.
"iyaaaa, ayok kita kedepan, jangan main di kamar terus" pinta Icha pada mereka.
Satu persatu icha menggendong anak - anak itu menuruni kasur tidurnya, hingga yang terakhir, ia langsung membawanya ke tempat duduk di ruang tamu.
Tiba - tiba satu anak sudah menyodorkan buku cerita kepadanya meminta ia membacakannya. Dengan senang hati Icha membacakan cerita pada anak - anak yang sudah duduk berjejer di samping dan di depannya. Cerita pertama mengenai pengalaman seorang anak mencuci rambutnya dengan shampo, sesekali icha memberi pertanyaan kepada anak - anak yang antusias mendengarkan ceritanya. "Ayooo Siapa bisa mandi sendiri terus pake sampo sendiri...??". " Aku... Aku... Aku bisa mandi sendiri... aku.. akuuu" teriakan anak - anak berebut menjawb pertanyaan Icha. "Bohong, tadi mandi kan pada di mandiin bu Novi sama bu Ayu" celetuk Reihana yang usianya paling tua diantara yang lain.
hahahahahaha sontak Icha, dan mengasuh di DayCare yang lain tertawa melihat polah anak-anak manis itu. satu buku selesai anak - anak yang lain sudah mengambil buku cerita dan meminta Icha membacakan buku mereka satu persatu. Hufffft... dengan menghela nafas icha menerima dan menumpuk 5 buku yang disodorkan anak-anak di pangkuannya.
"oke sekarang duduk lagi semuanyaa, kita baca cerita lagi."
ketika hendak membacakan satu buku selanjutnya, Fira balita berumur 2,5 tahun ikut duduk bergabung dengan teman-temannya dengan membawa satu buku cerita yang lebih tebal. 'waduh' gumam Icha dalam hati.
"Waaaaaaah Fira Bajunya baru ya, eh auratnya kelihatan itu..." celetuk Icha yang melihat Fira menggunakan baju dengan lubang di kedua pundaknya.
spontan semua anak menoleh kepada Fira. 
"Mbak Ichaa..... Aurat itu emang apa sih?" Tanya Aira balita usia 4,5 tahun."
Icha kaget tak menduga akan mendapatkan pertanyaan itu dari malaikat kecil yang ditinggal orang tuanya bekerja.
" Aurat itu kaos dalem" jawab Reihana sok tahu
"Haaa Haaa Haaa Haaa" Sontak semua pengasuh termasuk Icha tertawa mendengar jawaban Reihana. 
ya Wajar jika Reihana menjawab kayak gitu, maklum lubang di kedua pundak pakaian Fira memperlihatkan kaos dalam yang dipakainya. 
Dengan hati - hati Icha menjelaskan apa itu aurat kepada anak-anak yang sudah penasaran. 
"Aurat itu bagian badan yang harus ditutupi baju"...
"oooooooooh....." jawab anak - anak yang entah faham atau tidak hahaha
"oooh, aku gak kelihatan ya mbak icha auratnya" tanya Aira.
"hehehe Iya..."
Sambil meneruskan membaca cerita untuk anak - anak, ia berfikir, bagaimana harus hati - hatinya ia menjelaskan hal baru yang ditanyakan oleh anak - anak. terutama masalah perintah - perintah Allah.

#cerita boleh dianggap kejadian nyata atau fiktif, yang penting, nilai - nilai yang bisa di ambil. hehehe :)

Yang mengagumkan dan yang diagungkan

on Senin, Januari 20, 2014


Maka ketika Pagi begitu mempesona,
ingatlah ia akan terus bergulir pada penghujung hari.
dan ketika senja bersuara.
Semoga lidah tak putus memuji dan memohon ampun padaNya



Pagi itu, hamparan rona biru langit terpampang di depan mata.
pukul 04.45, sebuah motor tua yang 'agak' tak terurus berjalan tak kencang,
suara mesin yang terdengar begitu berat tanda si motor telah berumur sama sekal tidak mengganggu mata,
sama sekali tidak.
Pandangan terfokus pada hamparan langit pagi yang baru saja hendak ditinggalkan awan hitam yang semalaman mengepungnya.
menghalangi pandangan melihat jutaan bintang.

Selamat pagi mentari..
sinarnya malu - malu muncul dari balik gumpalan awan.
menampilkan gurat-gurat kuning dari luasnya hamparan biru langit gelap.

Jalan kota masih sangat lengang,
membuat lebih leluasa mengendarai si 'naga biru' dengan kepala yang terus menengadah ke langit..
ya Allah, Pagi Mu memang selalu mempesona.
Pantas jika banyak rahmat yang turun di pagi hari :')

Semakin jauh,
kiloan meter terlewati masih dengan tatapan ke langit.
Andai setiap pagi bisa menikmati langit indah ini.
Andai..
oh andai...

Seperti hal Mawar yang mekarnya tak pernah lama,
atau hujan yang tak selamanya turun.
Pagi pun tak punya daya untuk selamanya
Roda waktu yang terus bergulir, menghantarkan masa pada senja penuh harapan.

Tak ada yang abadi,
maka ketika pagi berganti siang lalu petang,
sudahkah bermanfaat?
sudahkah penuh pujian dan permohonan ampunan padaNya
sudahkah merendahkan diri pada sang maha tinggi?
sudahkah ??...
Maka ketika Pagi penuh syukur,
Sambut senja dengan istighfar tanpa terukur :')
adakalanya para penyeru kebenaran harus menjadi kepompong, berkarya dalam diam, bertahan dalam kesempitan. tetapi, bila tiba saatnya menjadi kupu - kupu, tak ada pilihan kecuali terbang, melantunkan kebaikan diantara bunga, menebar keindahan pada dunia. ~Salim A Fillah

Popular posts