Hijabers Malang: Menyempurnakan Wudhu

on Jumat, Maret 02, 2012
Bagi umat muslim yang melaksanakan shalat, berwudhu merupakan kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan. Tapi apakah kebiasaan berwudhu kita selama ini sudah benar menurut ajaran Rasulullah?

Berwudhu dalam ilmu fiqih masuk dalam bab al-Thaharah (penyucian rohani), seperti halnya tayammum, syarth, dan mandi junub. Tidak disebutkan Bab al-Nadhafah (pembersihan secara fisik). Rasulullah SAW selalu berusaha mempertahankan keabsahan wudlunya. Oleh karenanya ketika wudhu seorang sahabat kurang sempurna, Rasulullah meminta sahabat tersebut untuk mengulang wudhunya.

“Allah tidak akan menerima shalat seseorang di antara kamu, hingga dia berwudhu .” (HR. Bukhari Muslim).

Dengan adanya hadist riwayat Bukhari Muslim tersebut, secara jelas wudhu merupakan syarat diterimanya ibadah kita oleh Allah SWT, dan sebaiknya kita juga menyempurnakan wudhu kita. Berikut cara berwudhu yang dilakukan oleh Rasulullah yang dapat kita jadikan koreksi atas wudhu kita:
1. Berniat (dapat dilakukan dalam hati, meniatkan ibadah kepada Allah) dan
membaca Basmallah.
2. Membasuh kedua telapak tangan tiga kali.
3. Berkumur-kumur dan masukkan air ke hidung dengan telapak tangan kanan.
Kemudian keluarkan air tersebut dengan tangan kiri.
4. Membasuh muka (bagian wajah dari batas telinga kanan ke telinga kiri, dan dari
tempat mulai tumbuhnya rambut sampai dagu).
5. Membasuh tangan dimulai dengan tangan kanan (basuhan yang dimulai dari ujung-
ujung jari hingga siku, kemudian menggosok-gosok lengan, membasuh siku dan
membersihkan sela-sela jemari. Setelah tangan kanan selesai, baru dilanjutkan
membasuh dengan cara yang sama untuk tangan kiri, bukan bergantian kanan-
kiri).
6. Mengusap kepala satu kali. Langkah ini yang cukup banyak mengandung perbedaan
antara 1 orang dan yang lain. Ada yang hanya mengusap ujung rambut sebanyak 3
kali. Sedangkan menurut praktek Rasulullah adalah membasahi kedua telapak
tangan dengan air, kemudian mengusap mulai dari kepala bagian depan, diusap
sampai ke belakang, kemudian dibalikkan lagi usapan itu ke depan dan langsung
dilanjutkan mengusap telinga dengan cara memasukkan jari telunjuk ke lubang
telinga sedangkan ibu jari mengusap daun telinga bagian luar.
7. Membasuh kaki dimulai dari kaki kanan (membasuh ujung-ujung jari kaki sampai
mata kaki, mencuci mata kaki dan membersihkan sela-sela jari kaki. Setelah
selesai membasuh kaki kanan, maka dilanjutkan dengan kaki kiri dengan cara yang
sama).
8. Berdoa.

Pengulangan wudhu sebanyak 3 kali adalah sunnah, berdasarkan hadist:
“Bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pernah berwudhu’ satu kali satu kali dan dua kali dua kali.” (Hasan Shahih. HR. Abu Daud & Tirmidzi).
Sebaliknya, untuk mengusap bagian kepala dan telinga – yang biasanya diusap sekali- disunnahkan untuk mengusapnya sesekali sebanyak 3 kali. Sebagaimana ditunjukkan oleh Utsman bin Affan radhiallahu’anhu ketika ia berwudhu karena pernah melihat Rasulullah melakukannya sebanyak 3 kali.

Bagi muslimah yang mengenakan hijab, sebisa mungkin melepas hijab saat berwudhu dan melakukan praktek wudhu sesuai ajaran Rasulullah. (Jika tidak memungkinkan (misal karena tempat wudhu tidak tertutup), ada pembahasan tentang mengusap khuf).

Tentang hikmah berwudhu, ulama fikih juga menjelaskan bahwa wudhu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dalam air wudhu-seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki yang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing, termasuk kotoran.

Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) dalam bukunya Lentera Hidup menuliskan keutamaan wudhu. “Sekurang-kurangnya lima kali dalam sehari-semalam setiap Muslim diperintahkan untuk berwudhu dan mengerjakan shalat. Meskipun wudhu belum lepas (batal), disunahkan pula memperbaharuinya. Oleh ahli tasawuf, diterangkan pula hikmah wudhu itu. Mencuci muka artinya mencuci mata, hidung, mulut, dan lidah kalau-kalau tadinya pernah berbuat dosa ketika melihat, berkata, dan makan.

"Sempurnakanlah wudhumu, karena sesungguhnya Aku (Rasul) akan mengenali kalian di hari kiamat nanti dari bekas wudhunya."
Semoga kita dapat menyempurnakan wudhu sebagai syarat sah shalat kita. [by A.R]


Sumber:
www.muslimah.or.id
adakalanya para penyeru kebenaran harus menjadi kepompong, berkarya dalam diam, bertahan dalam kesempitan. tetapi, bila tiba saatnya menjadi kupu - kupu, tak ada pilihan kecuali terbang, melantunkan kebaikan diantara bunga, menebar keindahan pada dunia. ~Salim A Fillah

Popular posts