Management Waktu

on Minggu, Mei 19, 2013
"saya pikir kalo yang mengadakan acara adalah ***** bakal disiplin, gak molor kayak yang lain, taunya sama saja" celetuk seorang wanita yang duduk disebelah.

Sepintar, secerdas, bahkan sejenius apa manusia?
sekreatif, seteliti, atau seperfect gimanapun. ada Dzat yang jauuuh lebih berkuasa atasnya. itulah yang harus diyakini dan disadari bahwasanya kuasa kemampuan manusia sangat terbata.
sadar betul kekerdilan diri, ketika semua yang telah dirancang dan direncanakan sedemikian rupa, harus berantakan, bukan lagi mengenai ketidakmampuan memenej diri sendiri, tapi ternyata perlu juga mempertimbangkan orang dan hal lain dalam menentukan jadwal. bisa jadi sudah tertata rapi jadwal demi jadwal yang estafet, sudah ditentukan estimasi ke'molor'an di setiap acara, tapi tetap saja selalu ada variable lain yang mempengaruhinya. sangat jelas dimengerti betapa manusia hanya mampu berencana, hanya mampu mengatur dan hanya mampu mengupayakan,  masalah hasil dan seterusnya itu ketentuan dari yang Maha Hidup, Yang Maha Kuasa, Yang Maha perkasa Allah Subhanahu wata'ala.

Bersyukur saat banyak acara bisa terlalu dengan rapi dalam satu hari, tanpa bentrok, tanpa ngaret, dan tanpa ribet mengaturnya, inshallah, Allah meridhoi acara sehari tersebut, ada karunia luar biasa yang Allah kirimkan sehingga kita mampu menjalani amanah yang saling bersambung .. Allahu akbar!

Bersyukur saat sehari berjalan 'agak' kacau, jadwal saling bertumpukan, acara molor - molor, dan akhirnya terkena syndrome galau karenanya, berarti Allah sedang menegur, jangan lupa kuasamu tak ada apa"nya. terasa sekali kalau diri ini sangat kecil dan memang Allahu akbar :')

Demi Masa...!
Waktu memang selalu mengajak berlari, tak peduli kita siap atau tidak.
rasanya semakin dikejar ia semakin kencang. sering kali melobi waktu "mohon kerjasamanya ya waktu" haaa. tidak semua akan mudah jika benar" bisa menghargai waktu, toh siapa sih yg gamau dihargai? termasuk si waktu ini. semoga bisa bersahabat dengannya :)

0 komentar:

Posting Komentar

adakalanya para penyeru kebenaran harus menjadi kepompong, berkarya dalam diam, bertahan dalam kesempitan. tetapi, bila tiba saatnya menjadi kupu - kupu, tak ada pilihan kecuali terbang, melantunkan kebaikan diantara bunga, menebar keindahan pada dunia. ~Salim A Fillah

Popular posts