Tak ingat, tak berarti melupakan

on Sabtu, Mei 30, 2015


ribuan butir air jatuh ke tanah. orang menyebut ia hujan
tiap tetesnya menyejukan, usir dahaga kesendirian
lembaran daun kering jatuh berguguran
tertanda telah masuk musim penantian 
namun indahnya tak sempurna terlukis dalam pikiran
debur ombak membentuk sebuah alunan
memecah sepi dan mendatangkan keramaian
namun merdunya tak tergambar dengan sempurna dalam ingatan.

aku ingat betapa sejuknya air membahasi raga
juga sangat mengagumi daun - daun yang serentak berjatuhan
apalagi suara debur ombak yang selalu menentramkan.

tapi untuk mengingat sepenuhnya, segala hal yang mengiringi hal tersebut
aku sungguh tak bisa. jangan ditanyakan mengapa,
mungkin karena memori dalam pikiran tak sebanyak yang kau punya.

namun jangan menganggap ketidak ingatan itu sebagai sebuah ketidakpedulian
mungkin Tuhan menyimpankan ingatan itu untukku
tentangmu, tentang segalanya yang kini menghiasi hari
tentang cerita - cerita sedehana pengalaman hidup
tentang kisah yang tak lekang terhapus jaman

maka jangan lelah untuk kembali menceritakan
meski harus mengulanginya untukku
jangan lelah kembali berbagi kisah, sebagai sebuah penghias kebersamaan
aku tak ingat. bukan berarti aku melukapan
apalagi karena tidak pernah mempedulikan setiap ucapakanmu
dan maka, jika kisah itu tak bisa diingat
semoga engkau tanpa menyalahkan kembali menceritakannya lagi
untukku ...

0 komentar:

Posting Komentar

adakalanya para penyeru kebenaran harus menjadi kepompong, berkarya dalam diam, bertahan dalam kesempitan. tetapi, bila tiba saatnya menjadi kupu - kupu, tak ada pilihan kecuali terbang, melantunkan kebaikan diantara bunga, menebar keindahan pada dunia. ~Salim A Fillah

Popular posts