antipati??

on Selasa, Desember 04, 2012
petang ini, sambil menunggu waktu magrib datang.
dibalik jendela kereta api majapahit, ada hal yang berkecamuk dalam hati,
ada perdebatan sengit dalam diri, hingga rasanya ingin ku tulis semua disini..
well..
demokrasi sedang berlangsung dikampus.
pemilihan Presiden EM dan Presiden BEM FISIP yang hampir berbarengan sedang memasuki masa kampanye,
seminggu ini memang saya tidak dikampus, tidak melihat riuhnya kampus dengan demokrasi yang terjadi,
tapi dari jauh saya terus mengamati perkembangannya..

entah apa,
entah mengapa,
dan entah bagaimana,
hati ini selalu antipati terhadap hal yang satu itu,
demokrasi, melihat orang yang menjual janji ini itu
hah entah kenapa tidak sreg rasanya..
memang tidak dengan hati pula kita hrus melihat dan menilai semuanya..
tapi hati ini selalu bicara banyak.
mengapa orang-orang begitu sibuk memperebutkan jabatan??
mengapa mereka amat tergiur dengan kekuasaan..
terlepas dari niat setiap orang yang pasti juga ada itikad baiknya..

renungan lagi :
"jangan membenci sesuatu hal secara berlebihan, boleh jadi itu baik bagimu"
bisa saja sekarang saya begini, hati saya bersikap seperti ini,
lalu siapa tau selanjutnya entah kapan saya bisa jadi masuk juga kedalam dunia itu,
berada di posisi itu.memperjuangkan diri saya untuk dapat memperoleh amanah, kekuasaan..
bukankan itu akan menjadikan saya orang munafik?
hal yang tidak saya mengerti juga mengapa hati ini begitu antipati??
apa karena sebuah pepatah jawa yang saya temui dalam sebuah buku dimana dalam bahasa indonesia berbunyi " sumur jernih tidak akan mencari timba"
tentu jelas maksud pepatah tersebut..
tapi jika dipikir lagi lantas bagaimana orang bisa tau ada sumur jernih jika dia tidak menampakan dirinya.
jika dia tidak menunjukan kalau dialah yang dicari.

hah, suara hati memang terkadang bertentangan dengan logika.
dalam filsafah kemarin saya belajar, kemarin saya menyimpulkan. pemikiran yang jernih akan didapat saat kita bisa menggunakan logika dalam prosesnya.
lantas?
bagaimana dengan hati??
apalagi saat suaranya bertentangan dengan logika??

ini bisa dibilang pemikiran orang awam, pemikiran orang yang tidak banyak tahu,
orang yang masih butuh banyak belajar,
hingga akhirnya bisa menjawab setiap tanda tanya yang hadir..

note :
Banyak mengamati,
banyak belajar dari lingkungan dan kejadian" yang terjadi didalamnya

0 komentar:

Posting Komentar

adakalanya para penyeru kebenaran harus menjadi kepompong, berkarya dalam diam, bertahan dalam kesempitan. tetapi, bila tiba saatnya menjadi kupu - kupu, tak ada pilihan kecuali terbang, melantunkan kebaikan diantara bunga, menebar keindahan pada dunia. ~Salim A Fillah

Popular posts